Panduan Lengkap Majas, Denotasi, & Konotasi | Materi & Soal Bahasa Indonesia SMP

Table of Contents
majas

Pernah nggak sih, kamu denger orang bilang, "Dia adalah tulang punggung keluarga". Ada rasa bingung nggak sih, kenapa ya orang malah disamakan dengan tulang? Atau saat guru mungkin memuji kamu, "Wah, tulisanmu bagus banget ya, kayak ceker ayam". Nah, kedengerannya kayak pujian tapi sebenernya sindiran, kan?

Nah! Itulah yang dinamakan dengan majas. Di dalam bahasa Indonesia, ada banyak sekali majas yang digunakan dan dipelajari, khususnya di tingkat SMP. Kalau kamu nggak teliti, kamu bisa aja ketuker satu sama yang lain. Tapi tenang! Di artikel ini, kita akan bahas tuntas semua majas yang sering digunakan di tingkat SMP bareng-bareng.

Sudah siap? Yuk, kita mulai pembahasannya!

Apa Itu Denotasi dan Konotasi?

Sebelum menyelam ke jenis-jenis majas, kita harus paham dulu dua konsep dasar ini. Ibaratnya, ini adalah kunci untuk membuka gerbang pemahaman gaya bahasa.

  • Denotasi = Makna Asli (Sesuai Kamus)
    Ini adalah arti kata yang sebenarnya, apa adanya, dan tidak pakai perasaan. Kalau kamu buka kamus, ya arti itulah yang dimaksud.
    Contohnya, "Pak Budi memelihara sepuluh ekor kambing hitam di peternakannya." Di sini artinya benar-benar hewan kambing yang warnanya hitam.
  • Konotasi = Makna Kiasan (Ada Rasa Tambahan)
    Ini adalah makna yang tidak sebenarnya, atau makna lain di balik sebuah kata yang muncul karena kebiasaan.
    Contohnya, "Dalam kasus korupsi itu, sekretarisnya hanya dijadikan kambing hitam." Di sini artinya orang yang dipersalahkan.

Yuk, Kenalan Sama Majas!

  1. Majas Perbandingan

    Gaya bahasa ini intinya membandingkan satu hal dengan hal lainnya untuk memberi gambaran yang lebih hidup.

    • Personifikasi
      Benda mati dibuat seolah-olah bisa melakukan hal seperti manusia.
      Contohnya, Lampu di persimpangan itu menatapku dengan tajam.
    • Metafora
      Perbandingan langsung, tanpa kata "seperti" atau "bagaikan".
      Contohnya, Kamu adalah tulang punggung keluarga ini.
    • Metonimia
      Menyebut merek atau ciri khas untuk menggantikan nama benda.
      Contohnya, Haus banget, tolong belikan Aqua dong.
    • Hiperbola
      Melebih-lebihkan sesuatu sampai terdengar mustahil.
      Contohnya, Suaranya menggelegar sampai memecahkan kaca jendela.
    • Simile
      Perbandingan yang pakai kata "seperti", "bagaikan", "laksana", atau "bak".
      Contohnya, Wajahnya bersinar terang bagaikan rembulan.
    • Eufimisme
      Menghaluskan kata-kata yang dianggap kasar atau tidak enak didengar.
      Contohnya, Anak itu memang sedikit kurang pandai.
  2. Majas Sindiran

    Nah, ini dia majas yang sering dipakai untuk menyindir, mulai dari yang halus sampai yang nyelekit.

    • Ironi
      Sindiran halus, dengan mengatakan kebalikan dari kenyataan.
      Contohnya, Bagus sekali tulisanmu, sampai aku tidak bisa membacanya sama sekali.
    • Sinisme
      Sindiran yang lebih blak-blakan dan agak meremehkan.
      Contohnya, Memangnya kamu bisa mengerjakan soal ini? Aku ragu.
    • Sarkasme
      Sindiran paling kasar, tujuannya untuk menyakiti hati.
      Contohnya, Dasar otak udang, begitu saja tidak mengerti!
    • Satire
      Sindiran dalam bentuk cerita atau lawakan untuk mengkritik kondisi sosial.
      Contohnya, Pejabat di negeri dongeng itu lebih suka membangun istana pasir daripada jembatan untuk rakyatnya yang semakin kelaparan.
  3. Majas Penegasan

    Gaya bahasa ini dipakai untuk menguatkan atau menegaskan suatu maksud agar lebih berkesan.

    • Pleonasme
      Menggunakan kata yang sebenarnya tidak perlu (boros kata).
      Contohnya, Ayo, semuanya maju ke depan untuk mengambil hadiah.
    • Repetisi
      Mengulang-ulang kata dalam satu kalimat untuk menegaskan.
      Contohnya, Belajar, sekali lagi belajar, adalah kunci kesuksesan.
    • Paralelisme
      Pengulangan dengan pola kalimat yang mirip.
      Contohnya, Cinta adalah pengertian. Cinta adalah kesetiaan. Cinta adalah pengorbanan.
    • Tautologi
      Memakai beberapa kata yang artinya sama dalam satu kalimat.
      Contohnya, Dia merasa sedih, pilu, dan lara setelah ditinggal pergi.
  4. Majas Pertentangan

    Gaya bahasa ini seolah-olah menabrakkan dua hal yang berlawanan dalam satu kalimat.

    • Litotes
      Merendahkan diri untuk bersikap sopan.
      Contohnya, Silakan dicicipi hidangan seadanya ini.
    • Antitesis
      Memakai dua kata yang berlawanan dalam satu kalimat.
      Contohnya, Keputusan ini akan menentukan hidup matinya perusahaan.
    • Paradoks
      Pernyataan yang kelihatannya bertentangan, tapi sebenarnya mengandung kebenaran.
      Contohnya, Di tengah keramaian kota, ia justru merasa kesepian.
    • Oksimoron
      Menggabungkan dua kata yang berlawanan langsung dalam satu frasa.
      Contohnya, Pertemuan itu adalah sebuah perpisahan yang indah.

Nah, gimana? Sudah mulai paham kan? Untuk memperkuat pemahanmu, yuk mengerjakan kuis di bawah ini! Kamu tidak harus mengerjakan semua soalnya ya. Kamu bisa memilih untuk mengerjakan beberapa soal yang sesuai dengan kurikulum di sekolahmu atau mencicil mengerjakan soal-soalnya. Nah, nanti kamu bisa mengirimkan jawabanmu dengan klik tombol "Kirim Jawaban" pada akhir kuis untuk menerima hasil koreksi otomatis dari pekerjaanmu. Sudah siap? Ayo kita mulai!

Latihan Soal: Denotasi & Konotasi

Petunjuk: Jodohkan setiap kalimat dengan jenis makna yang tepat (Denotatif atau Konotatif).

1. Kasus sengketa tanah itu akhirnya dibawa ke meja hijau.
2. Untuk sarapan, adik meminta dibuatkan telur mata sapi setengah matang.
3. Kemenangan timnas tadi malam menjadi buah bibir di seluruh negeri.
4. Anjing itu berlari sambil menggigit dan membanting tulang mainannya.
5. Pemimpin itu memerintah negerinya dengan tangan besi.
6. Di depan gedung bank itu, ditanam beraneka macam bunga yang indah.
7. Hati-hati dengan orang itu, ia terkenal panjang tangan.
8. Dokter selalu menyarankan kita untuk cuci tangan dengan sabun sebelum makan.
9. Selesaikan semua masalah dengan kepala dingin agar tidak timbul masalah baru.
10. Untuk kurban tahun ini, ayah memilih seekor kambing hitam yang gemuk.
11. Setelah bertengkar hebat, ia memutuskan angkat kaki dari rumah.
12. Saat cuaca sangat dingin, ujung tangannya sering terasa dingin seperti es.
13. Berkat lagunya yang viral, penyanyi itu kini sedang naik daun.
14. Saat berkebun, kakek tidak sengaja menginjak kaki seribu.
15. Jangan sampai kamu menjadi orang yang mata duitan dan melupakan teman.
16. Saat berlari di taman, liontin berbentuk hati miliknya jatuh ke tanah.
17. Banyak toko di area itu terpaksa gulung tikar akibat pandemi.
18. Karena merasa gugup, anak itu tanpa sadar sering gigit jari telunjuknya.
19. Rina dijuluki si kutu buku karena koleksi bukunya sangat banyak.
20. Keranjang buah itu sangat berat untuk diangkat dengan satu tangan.

Latihan Soal: Menentukan Majas

Petunjuk: Jodohkan setiap kalimat dengan jenis majas yang paling tepat.

1. Aku merasa kesepian di tengah keramaian kota Jakarta.
2. Di malam yang sunyi, bulan mengintip dari balik awan.
3. Dasar otak udang, mengerjakan soal semudah ini saja tidak bisa!
4. Baik kaya maupun miskin, baik tua maupun muda, semuanya sama di mata hukum.
5. Untuk membeli rumah itu, ia harus memeras keringat hingga tetes darah penghabisan.
6. Terimalah hadiah yang tak seberapa ini sebagai tanda terima kasihku.
7. Cepat sekali kamu datang, sampai acaranya sudah selesai dari tadi.
8. Dia adalah bintang kelas yang selalu mendapat peringkat pertama.
9. Suara keheningan yang ramai di pegunungan membuat hatiku tenang.
10. Agar tidak mengantuk saat rapat, paman menyeduh segelas Extra Joss.
11. Negeri ini katanya kaya, tapi rakyatnya banyak yang mengais makanan dari tumpukan sampah.
12. Aku akan terus berusaha, terus berusaha, dan terus berusaha hingga berhasil.
13. Wajahnya pucat bagaikan mayat setelah mendengar berita itu.
14. Suaramu merdu sekali seperti kaset kusut.
15. Untuk sementara waktu, beberapa karyawan terpaksa dirumahkan oleh perusahaan.
16. Video itu menampilkan perbandingan berat ringannya hukuman bagi si kaya dan si miskin.
17. Dialah harapanku, dialah impianku, dialah masa depanku.
18. Untuk apa kau bekerja keras? Percuma, tidak akan ada yang menghargai usahamu.
19. Antrian tiket konser itu panjangnya mengular hingga ke ujung jalan.
20. Perpustakaan adalah gudang ilmu yang tak pernah ada habisnya.
21. Silakan mampir ke gubuk sederhana kami jika ada waktu.
22. Rerumputan itu menari-nari tertiup angin sore.
23. Aku berharap kita bisa hidup rukun dan damai selamanya.
24. Pergi kau dari sini, sampah masyarakat! Kehadiranmu hanya membuat masalah.
25. Kekayaannya melimpah, tetapi ia mengaku hidupnya terasa miskin.
26. Bagus benar tulisanmu, sampai aku tak bisa membacanya sama sekali.
27. Ayah lebih suka minum Kapal Api di pagi hari.
28. Berdasarkan data penelitian, dapat disimpulkan bahwa semua murid-murid kelas 6 lulus ujian.
29. Semangatnya berkobar laksana api yang tak kunjung padam.
30. Di negara yang katanya adil, hukum bisa dibeli dan kebenaran bisa ditukar dengan uang.
31. Dia adalah anak yang riang, gembira, dan selalu ceria.
32. Keputusan ini akan menjadi penentu untung ruginya perusahaan kita.
33. Jangan berkecil hati, kamu adalah tulang punggung keluarga ini.
34. Debu jalanan beterbangan mengejar para pengendara motor.
35. Ayo kita turun ke bawah untuk melihat ada keramaian apa.
36. Kau pikir dengan penampilan seperti itu bisa menarik perhatiannya? Bermimpi saja terus.
37. Suara penyanyi itu menggelegar membelah angkasa.
38. Setelah orang tuanya meninggal, anak itu menjadi yatim piatu.
39. Dia sering menunjukkan keramahan yang kejam kepada lawan-lawannya.
40. Malam telah tiba, bulan bersinar terang, bintang berkelip indah.

Penutup

Nah, sekarang kamu sudah punya gambaran lebih jelas tentang berbagai penggunaan gaya bahasa pada Bahasa Indonesia, kan? Belajar gaya bahasa sangat berguna untuk membuat ragam karya sastra, lho! Kalau kamu suka dengan konten di website kami, kamu bisa mengunjungi lebih banyak artikel untuk berbagai latihan soal dari tingkat SD sampai SMA ya! Sekian untuk artikel ini, dan sampai jumpa di pembahasan selanjutnya!

Posting Komentar